(Oleh: Zulhazzi Siregar, Staf Divisi Kajian IESC FE UII)
Berbenah diri merupakan suatu hal yang baik dilakukan
dalam Islam. Dalam artian yaitu hijrah dari hal yang buruk kepada hal yang
baik, dari yang baik menuju hal yang lebih baik lagi. Sedangkan kemandirian
merupakan kaidah penting dalam ekonomi islam. Artinya umat islam itu harus
memiliki berbagai pengalaman, potensi/ qualitas serta sarana yang
memungkinkannya mampu untuk beroperasi sendiri dan tanpa membutuhkan tenaga
orang non islam guna untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan baik itu berbentuk
material maupun non material.
Sebagai ummat islam tidak hanya dituntut untuk paham
tentang bidang agama islam saja, tapi dibidang lainnya sangatlah dibutuhkan,
tekhnologi, ilmu alam, politik, ekonomi dan ekonomi islam dan lain sebagainya.
Tentu tujuan dari semua harapan ini adalah untuk menjadikan ummat islam mandiri secara finansial tanpa harus
bergantung terhadap ummat lainnya.
Tanpa kemandirian , ummat islam itu akan selalu di
mainkan orang lain, diperbudak, dan dimanfaatkan untuk keperluan mereka dan
juga islam tidak akan memiliki harga diri, padahal Allah sudah menetapkan harga
diri itu kepada ummat islam. “ Harga diri itu hanyalah bagi Allah, bagi
Rasulnya, dan orang-orang yang beriman.” Al- Munafiqun: 8).
Ketika ummat islam masih mengandalkan produk-produk
buatan non islam, maka susah bagi ummat islam itu sendiri untuk bangkit dan
berdiri dari keterjatuhannya. Maka sungguh sangat disayangkan jika dibayangkan
bahwa ummat islam yang dulu itu sangatlah jaya, memiliki ilmua- ilmuan yang
handal dan betul- betul berkualitas baik itu bidang ekonomi, perpajakan,
kedokteran, pertanian, pembangunan, serta spritualitasnya.
Untuk memenuhi kebutuhan secara mandiri dan profesional
beberapa hal ini perlu di ketahui bahwa
1. Membuat
perencanaan
Merancanakan
matang- matang serta memprioritaskan hal yang paling urgen menurut diri
masing-masing yang itu semua adalah untuk kemaslahatan kita serta orang- orang
yang ada disekitar.
2. Mempersiapkan
SDM yang berkualitas dan menempatkannya secara tepat
Untuk
mempersiapkan SDM yang benar-benar bekualitas, ummat islam harus melakukan
pembekalan dengan sistem pendidikan dan pelatihan secara kontinuitas. Disisi
lain juga perlu diketahui bahwa hendaknya menempatkan sesuatu itu tepat pada
tempatnya. Karena dikhawatirkan akan terjadi kehancuran.
Rasulullah
SAW bersabda :
Artinya
“ Apabila suatu urusan diserahkan kepada orang yang bukan ahlinya, maka
tunggulah saat kehancurannya “ (HR : Bukhori)
Perlu diketahui bahwa islam sangat
memperhatikan seluruh aspek kehidupan, baik itu ekonominya, politiknya dan lain
sebagainya, bahkan hal yang kecil sekalipun diperhatikan.
3. Mendayagunakan aset yang ada secara optimal
Islam
adalah agama yang terbaik disisi Allah SWT. Perintah untuk memanfaatkan serta
mendayagunakan sesuatu yang ada telah termaktub dalam Al-qur’an. Saat ini Aset
alam, ekonomi yang kita miliki merupakan amanah dari Allah yang harus dijaga
dan digunakan dengan sebaik-baiknya serta mensyukuri nikmat yang telah
diberikan “ Alhamdulillah ”. rasululah mengingatkan akan kewajiban memanfaatkan
segala sesuatu dan jangan membiarkannya terlantar dan tidak didayagunakan. “
lahan ditanami sesuatu yang berguna”.
Rasulullah
SAW bersabda :
“
Barang siapa yang memiliki tanah, maka hendaklah menanaminya atau memberikan
kepada saudaranya
( HR : Mutafaq ‘alaih).
Referensi:
Masyarakat Berbasis Syariat
Islam(II)/ Yusuf Al-Qardhawi; editor, Darsim Ermaya Imam Fajarudin, Susanti,
Ratna.—Solo : Era Intermedia, 2003
0 komentar:
Posting Komentar