Jika ingin
menghancurkan suatu kelompok ataupun organisasi, ada tiga hal yang perlu
dilakukan. pertama adalah putus generasinya, kemudian perbodoh kadernya, dan
yang terakhir adalah perburuk citranya. Dari ketiga hal tersebut dapat diambil
satu inti masalah yaitu SDM.
namun yang paling besar
efeknya adalah memutus generasi kelompok tersebut. Mengapa demikian?
Karena ketika generasi tersebut putus, tidak ada lagi yang meneruskan untuk
mencapai visi, kalau sudah seperti ini, kehancuran
organisasi hanyalah tinggal menunggu waktu.
Generasi atau cikal bakal penerus suatu bangsa atau umat, tidak akan lepas kaitannya dengan seorang wanita.
Maka tak salah kalau ada yang bilang
Wanita merupakan penentu peradaban. Seorang Ulama Mesir: Muhammad Quthb, pernah menyampaikan
dalam pidatonya berpuluh-puluh tahun silam bahwa “seorang anak yang rusak masih
bisa menjadi baik asal ia pernah mendapatkan pengasuhan seorang ibu yang baik.
Sebaliknya, seorang ibu yang rusak akhlaknya, hanya akan melahirkan generasi
yang rusak pula akhlaknya.” Wanita atau ibu tidak hanya menjadi pihak yang
dekat dengan emosional seorang anak, tetapi juga memiliki pengaruh yang besar
terhadap masa depan akhlak dari generasi yang dilahirkannya.
Ketika suatu hari ada seorang anak yang menghadapi masalah
akhlak ataupun moral, anak tersebut dapat melalui masalah tersebut jika dalam
hidupnya pernah mendapatkan pengasuhan dari ibu yang sholehah. dengan
Pendidikan islam yang terkelola dengan baik akan membuat sang anak lekas bangkit
dari masalahnya karena mengingat nasihat-nasihat rabbani yang pernah terekam
dihatinya.
Sebaliknya, ketika seorang
ibu memiliki akhlak yang “rusak” sejak awal, maka ia hanya
akan melahirkan generasi yang memiliki akhlak
yang “rusak” pula. Sifat alami anak
yang banyak meniru perilaku ibu, akan memberikan peluang untuk terjadinya
transfering sifat alami ibu kepada anaknya.
Oleh karena itu, kerusakan akhlak generasi pembaharu
bangsa: anak, sangat tergantung dengan akhlak ibunya, dan didikan yang ia
lakukan, serta dukungan yang dilakukan oleh suaminya.
Jika seorang ibu yang sholehah mampu mengasuh 5 anak
muslim dikeluarganya untuk tumbuh menjadi generasi mujahid, kita bisa hitung
berapa banyak generasi yang bisa dihasilkan dari 800 juta perempuan muslim saat
ini?
Seorang sahabat pernah bertanya kepada Roslullah,
“Siapakah manusia di bumi ini yang harus diperlakukan dengan cara yang paling
baik?”. Rosulullah menjawab, “ibumu”. “Setelah itu siapa lagi ya Rosul?”.
Sekali lagi Rosul menjawab, “ibumu”. Kemudian sahabat bertanya lagi, “kemudian
siapa?”. Lagi-lagi Rosul menjawab “ibumu, baru ayahmu”. (Shahih, Imam Bukhari).
Jadilah ibu yang
terbaik, dengan melahirkan generasi yang berakhlakul karimah. Semangat ibuku
sayang
di sudut ruang istirahatku, 27
Desember 2013
15.22 WIB
Oleh: Rizqi Wardani (anggota IESC)
0 komentar:
Posting Komentar