Aqidah, akhlaq dan syari ‘ah adalah suatu
istilah yang melekat dalam kamus seorang muslim. Namun disini saya hanya ingin
menuliskan pendapat saya mengenai syari ‘ah itu sendiri. Dalam kamus bahasa
arab syari ‘ah itu diambil dari kata syari’ yang artinya jalan, dalam arti luasnya syari ‘ah adalah jalan
atau ajaran – ajaran serta hukum – hukum yang terkandung di dalam islam.
Syariah
mengatur hidup manusia sebagai individu, yaitu hamba Allah yang harus taat,
tunduk, dan patuh kepada Allah. Ketaatan, ketundukkan, dan kepatuhan kepada
Allah dibuktikan dalam bentuk pelaksanaan ibadah yang tata caranya diatur
sedemikian rupa oleh syariah Islam. Syariah Islam mengatur pula tata hubungan
antara seseorang dengan dirinya sendiri untuk mewujudkan sosok individu yang
saleh, yang disebut dengan muamalah.
Syariah
Islam secara mendalam dibahas dalam ilmu fiqih. Dalam ilmu fiqih menjalankan
syariah Islam, beberapa yang perlu menjadi pegangan : Berpegang teguh kepada
Al-Quran dan Sunah menjauhi bid'ah
(perkara yang diada-adakan). Syariah Islam telah memberi aturan yang jelas apa
yang halal dan haram, maka : Tinggalkan yang subhat (meragukan) Ikuti yang
wajib, dan jauhi yang haram, Hendaklah mementingkan persatuan dan menjauhi
perpecahan dalam syariah, Syariah harus ditegakkan dengan upaya sungguh-sungguh
(jihad) dan amar ma'ruf nahi munkar.
Dalam
ilmu ushululfiqh ada beberapa hukum 10 hukum syari’ah namun yang masih saya
ingat definisinya hanya 8 saja, yaitu : wajib, sunnah, haram, makruh, mubah,
sebab, syarat dan rukun.
Definisinya,
wajib adalah sesuatu yang apabila dikerjakan medapat pahala dan apabila
ditinggalkan mendapat dosa, sunnah adalah sesuatu yang apabila dikerjakan
mendapat pahala dan apabila ditinggalkan tidak berdosa, haram adalah larangan
apabila larangan itu ditinggalkan mendapat pahala dan apabila larangan itu
dilanggar maka berdosa, makruh adalah sesuatu yang apabila dilakukan tidak
berdosa namun apabila tidak dilakukan mendapat pahala. Mubah adalah sesuatu
yamg apabila dikerjakan tidak mendapat pahala dan dosa. Sebab adalah sesuatu
yang melatarbelakangi peruatan/pertandanya.
Syarat
adalah sesuatu yang harus dipenuh. Sesuatu akan menjadi tidak sah tanpa adanya
syarat tetapi syarat bukan bagian dari perbuatan itu. Rukun adalah suatu perbuatan
sah kalau rukun itu ada dan terpenuhi dan rukun itu adalah bagian dari
perbuatan itu.
Oleh : Arsy Zela Listya
Oleh : Arsy Zela Listya
0 komentar:
Posting Komentar