Minggu, 03 Maret 2013

Ramalan Paranormal di Televisi


(Oleh Futuhul Haq Lillah, Koordinator Divisi PSDI IESC FE UII)
(sumber gambar: filsafat.kompasiana.com)
Paranormal, biasanya diartikan sebagai orang yang mengetahui, atau bisa mengetahui perkara-perkara gaib. Ia identik dengan dukun atau kahin. Yaitu, dukun penerawangan yang biasa menggunakan khaddam ( pembantu ) dari kalangan jin. Pekerjaan mereka disebut kahanah.

Sedangkan ahli nujjum atau popular disebut munajjim adalah orang yang mengetahui atau orang yang biasa meramal nasib maupun kejadian nerdasarkan ilmu perbintangan ( astrologi ) atau hari kelahiran ( weton, bahasa jawa ). Adapun palmist adalah tukang meramal nasib dengan membaca atau menafsirkan rajah ( garis telapak tangan ). Sedangkan dukun adalah adalah orang yang bisa mengobati penyakit dengan cara yang tidak masuk akal atau luar biasa.

Dalam akidah islam, yang mengetahui ilmu ghaib hanyalah Allah SWT. “ katakanlah, tak seorangpun yang di langit dan di bumi yang mengetahui perkara ghaib kecuali Allah. “ ( QS an-Naml/27:25 ). Dan hanya Allah yang dapat memberi atau hal yang gaib kepada orang yang Dia kehendaki, yaitu Rasul. “ ( Dan Allah ) yang mengetahui yang gaib, maka Dia tidak memerlihatkan kepada siapapun tentang yang gaib itu, kecuali kepada Rasul yang diridhoi-Nya. “ ( QS al-Jin/72:26-27 ).


Karena itu, orang yang mengaku mengetahui alam gaib, dengan cara apapun, padahal ia bukan utusan Allah, maka ia sama dengan pendusta. Dan mengaku mengetahui hal yang gaib, berarti menandingi Allah, yang artinya syirik. Orang yang percaya dan membenarkan dukun atau paranormal, maka ia telah berbuat syirik atau kufur. Karena ia telah menandingi Allah dalam hal yang sudah merupakan kekhususan-Nya.

Rasulullah SAW bersabda: “ barang siapa mendatangi dukun, dan ia mempercayai apa yang dikatakanya, sesungguhnya ia telah kafir ( mengingkari ) wahyu yang diturunkan kepada Muhammad “ ( HR Abu Daud ). Jadi keparanormalan, perdukunan, peramalan, dan sebagainya, semuanya berkaitan dengan permainan setan dan jin ( QS asy-Syu’ara/26:221-222 ).  Dan bidang-bidang ini merupakan bagian dari syirik rububiyyah. Karena mengakui bersekutu dengan Allah dalam masalah ilmu gaib-Nya. Lalu, jika paranormal atau dukun melakukan ritual atau amalan-amalan perdukunan yang tidak berdasar hokum syari’at, berarti mereka telah melakukan syirik uluhiyyah. Seperti dengan memberi persembahan kepada jin dan sebagainya.

Yang perlu diwaspadai, perdukunan sering sulit dikenali atau dihukumi kemusyrikanya, sebab banyak praktik ritualnya yang sangat mirip dengan amalan-amalan ‘ibadah syar’iyyah, padahal hakikatnya berbeda. Sering pula sebenarnya ia paranormal, tapi berpenampilan ala dokter, paramedic, kiai atau ustadz yang berbalut simbol-simbol keagamaan. Wallaahu a’lam bish-showab.

0 komentar:

Posting Komentar