Kamis, 24 September 2015

MAKNA BERKURBAN LILLAHITA'ALA, BERKORBANLAH SESUAI KEMAMPUAN



 "ALLAAHU AKBAR, ALLAAHU AKBAR, ALLAAHU AKBAR, LAA ILAAHA ILLAALLAAHU WALLAAHU AKBAR, ALLAAHU AKBAR WALILLAAHIL HAMD"
“Korbankan apapun yang dimiliki dengan niatan ikhlas lillahita’ala. Allah kelak akan mengganti dengan yang lebih baik, baik untuk dunia maupun akhirat”

Peningkatan iman dan taqwa kepada Allah SWT tak lepas dengan senantiasa istiqomah menjalankan perintahNya dan menjauhi segala laranganNya. Sesungguhnya pada 10 Dzulhijjah ini merupakan hari yang agung, yaitu hari keagungan dan kemuliaan orang-orang yang berkorban untuk agama Allah SWT. Orang-orang yang merelakan kecintaannya kepada Allah SWT dengan mengorbankan segala kecintaan-kecintaan dengan yang lainnya. Allah selalu memberikan pelajaran-pelajaran kepada umatnya yang berakal. Pada hari Idul Adha ini Allah memberikan pelajaran, bahwa sesungguhnya orang yang berkorban untuk agama Allah SWT, tidak akan disia-siakan olehNya.





Alkisah, Idul Adha dimulai ketika Nabi Adam AS mempunyai dua orang putra yaitu Qobil dan Habil. Qobil adalah seorang petani, sedangkan Hbil adalah seorang peternak. Saat itu, Allah memerintahkan keduanya untuk berkorban. Habil datang berkorban dengan membawa kambing terbaik yang dimilikinya, namun sebaliknya Qobil datang dengan membawa hasil pertanian yang paling jelek dikebunnya. Akhirnya Allah menerima kurban Habil karena keikhlasannya kemudian mengangkat kambing terbaik milik Habil lalu menyimpannya ke atas langit dan menolak kurban Qobil.
Ketika Nabi Ibrahim AS diperintahkan oleh Allah SWT untuk mengorbankan putra kecintaannya yang didambakan beberapa tahun, Nabi Ismail AS berangkatlah untuk dikerjakan. Nabi Ibrahim pun berkata “Hai anakku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu, maka apa pendapatmu nak?” Ismail menjawab : “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu, InsyaAllah bapak akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar”. Tatkala keduanya berserah diri mengikhlaskan hanya untuk Allah, Ibrahim membaringkan Ismail diatas pelipisnya.
Dan Kami panggillah dia: “Hai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu, sesungguhnya demikianlah Kmi memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar” (QS As-Saaffaat 37:102-107)
Sesungguhnya Nabi Ibrahim AS telah lulus dari ujiannya, dan telah membenarkan wahyu yang ada dalam mimpinya. Dan Allah tidak menghendaki menyembelih Nabi Ismail AS, tetapi Allah hendak menguji Nabi Ibrahim AS. Allah SWT menurunkan kambing dari langit yaitu kambing terbaik milik Habil yang telah dikurbankan dengan ikhlas karena ketaatannya kepada Allah SWT. Kambing tersebut telah disimpan oleh Allah dilangit selama beribu-ribu tahun untuk diturunkan kembali kepada kekasihNya yaitu nabi Ibrahim AS sebagai pengganti Nabi Ismail AS.
Itulah kemuliaan orang yang berkorban untuk agama Allah. Dan akhirnya Allah tidak menyia-yiakan pengorbanan Nabi Ibrahim AS (menyembelih putranya, Nabi Ismail AS), namun memberikan kemuliaan kepada Nabi Ibrahim AS dengan menjadikan berkah atas anak cucunya, menurunkan Nabi dan Rosul dari keturunanya, termasuk Sayyidul Anbiya Wal Mursalin Baginda Rosulullah Muhammad SAW.






 Kisah-kisah terdahulu mengajarakan pengalaman dan pelajaran bermakna bagi kehidupan dunia ini. Lalu Bagaimana Mahasiswa berkurban? Apabila dia tidak mampu untuk membeli seekor kambing? Dalam masa ini, mahasiswa dapat menabung terlebih dahulu atau berkurban melalui apapun, sesuai kemampuan yang dimilikinya. Rasionalisasi bagi seorang karena lemahnya iman, berkorban harta nanti harta akan berkurang namun kejernihan hati dengan kekuatan iman yang kokoh sesungguhnya Allah akan memberkahi harta yang telah dikorbankan. Begitupula jerih payah usaha teman-teman untuk meniatkan segala waktu dan aktifitas yang dikorbankan hanya kepada Allah SWT kelak pula diberkahi. Waktu juga merupakan harta yang dimiliki Mahasiswa. Istilah populer mengatakan bahwa “Waktu adalah Harta” atau mahdzab baratnya itu “Time its Money”. Waktu yang dikorbankan untuk hal-hal yang membangun dan menunjang keberlangsungan agama Allah SWT, menyelimuti segala aktifitas, meniatkan lurus segala aktifitas hanya karena Allah SWT, hanya dikorbankan untuk Allah SWT. Insya Allah waktu dan tenaga jerih payah yang dimiliki teman-teman mahasiswa akan diberkahi, dengan digantikan hal yang lebih baik entah untuk diri sendiri, ana-cucu ataukah didunia maupun diakhirat. Segalanya akan terus berlanjut, berputar, berantai, saling kait mengkait. Lillahita’ala. Fastabikhul Khairat! Salam Ekonom Rabbani. Bisa

Oleh Heti Nur Isnaini (P. IESC FE UII 2015/2016)
Referensi : Teks Khotbah Idul Adha 1436 H Halaman SD N Pujokusuman Yogyakarta, Imam dan Khotib : Ustadz Salman Al-Jugjawy.

0 komentar:

Posting Komentar