"ALLAAHU AKBAR, ALLAAHU AKBAR, ALLAAHU AKBAR, LAA ILAAHA ILLAALLAAHU WALLAAHU AKBAR, ALLAAHU AKBAR WALILLAAHIL HAMD"
“Korbankan apapun yang dimiliki dengan niatan ikhlas
lillahita’ala. Allah kelak akan mengganti dengan yang lebih baik, baik untuk
dunia maupun akhirat”
Peningkatan iman
dan taqwa kepada Allah SWT tak lepas dengan senantiasa istiqomah menjalankan
perintahNya dan menjauhi segala laranganNya. Sesungguhnya pada 10 Dzulhijjah
ini merupakan hari yang agung, yaitu hari keagungan dan kemuliaan orang-orang
yang berkorban untuk agama Allah SWT. Orang-orang yang merelakan kecintaannya
kepada Allah SWT dengan mengorbankan segala kecintaan-kecintaan dengan yang
lainnya. Allah selalu memberikan pelajaran-pelajaran kepada umatnya yang
berakal. Pada hari Idul Adha ini Allah memberikan pelajaran, bahwa sesungguhnya
orang yang berkorban untuk agama Allah SWT, tidak akan disia-siakan olehNya.
Alkisah, Idul
Adha dimulai ketika Nabi Adam AS mempunyai dua orang putra yaitu Qobil dan
Habil. Qobil adalah seorang petani, sedangkan Hbil adalah seorang peternak.
Saat itu, Allah memerintahkan keduanya untuk berkorban. Habil datang berkorban
dengan membawa kambing terbaik yang dimilikinya, namun sebaliknya Qobil datang
dengan membawa hasil pertanian yang paling jelek dikebunnya. Akhirnya Allah
menerima kurban Habil karena keikhlasannya kemudian mengangkat kambing terbaik
milik Habil lalu menyimpannya ke atas langit dan menolak kurban Qobil.
Ketika Nabi
Ibrahim AS diperintahkan oleh Allah SWT untuk mengorbankan putra kecintaannya
yang didambakan beberapa tahun, Nabi Ismail AS berangkatlah untuk dikerjakan.
Nabi Ibrahim pun berkata “Hai anakku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi
bahwa aku menyembelihmu, maka apa pendapatmu nak?” Ismail menjawab : “Hai
bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu, InsyaAllah bapak akan mendapatiku
termasuk orang-orang yang sabar”. Tatkala keduanya berserah diri mengikhlaskan
hanya untuk Allah, Ibrahim membaringkan Ismail diatas pelipisnya.
Dan Kami
panggillah dia: “Hai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu,
sesungguhnya demikianlah Kmi memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat
baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan Kami tebus anak
itu dengan seekor sembelihan yang besar” (QS As-Saaffaat 37:102-107)
Sesungguhnya
Nabi Ibrahim AS telah lulus dari ujiannya, dan telah membenarkan wahyu yang ada
dalam mimpinya. Dan Allah tidak menghendaki menyembelih Nabi Ismail AS, tetapi
Allah hendak menguji Nabi Ibrahim AS. Allah SWT menurunkan kambing dari langit
yaitu kambing terbaik milik Habil yang telah dikurbankan dengan ikhlas karena
ketaatannya kepada Allah SWT. Kambing tersebut telah disimpan oleh Allah
dilangit selama beribu-ribu tahun untuk diturunkan kembali kepada kekasihNya
yaitu nabi Ibrahim AS sebagai pengganti Nabi Ismail AS.
Itulah
kemuliaan orang yang berkorban untuk agama Allah. Dan akhirnya Allah tidak
menyia-yiakan pengorbanan Nabi Ibrahim AS (menyembelih putranya, Nabi Ismail
AS), namun memberikan kemuliaan kepada Nabi Ibrahim AS dengan menjadikan berkah
atas anak cucunya, menurunkan Nabi dan Rosul dari keturunanya, termasuk
Sayyidul Anbiya Wal Mursalin Baginda Rosulullah Muhammad SAW.
Kisah-kisah
terdahulu mengajarakan pengalaman dan pelajaran bermakna bagi kehidupan dunia
ini. Lalu Bagaimana Mahasiswa berkurban? Apabila dia tidak mampu untuk membeli
seekor kambing? Dalam masa ini, mahasiswa dapat menabung terlebih dahulu atau
berkurban melalui apapun, sesuai kemampuan yang dimilikinya. Rasionalisasi bagi
seorang karena lemahnya iman, berkorban harta nanti harta akan berkurang namun kejernihan
hati dengan kekuatan iman yang kokoh sesungguhnya Allah akan memberkahi harta
yang telah dikorbankan. Begitupula jerih payah usaha teman-teman untuk
meniatkan segala waktu dan aktifitas yang dikorbankan hanya kepada Allah SWT
kelak pula diberkahi. Waktu juga merupakan harta yang dimiliki Mahasiswa.
Istilah populer mengatakan bahwa “Waktu adalah Harta” atau mahdzab baratnya itu
“Time its Money”. Waktu yang dikorbankan untuk hal-hal yang membangun dan
menunjang keberlangsungan agama Allah SWT, menyelimuti segala aktifitas,
meniatkan lurus segala aktifitas hanya karena Allah SWT, hanya dikorbankan
untuk Allah SWT. Insya Allah waktu dan tenaga jerih payah yang dimiliki
teman-teman mahasiswa akan diberkahi, dengan digantikan hal yang lebih baik
entah untuk diri sendiri, ana-cucu ataukah didunia maupun diakhirat. Segalanya
akan terus berlanjut, berputar, berantai, saling kait mengkait. Lillahita’ala.
Fastabikhul Khairat! Salam Ekonom Rabbani. Bisa
Oleh Heti Nur
Isnaini (P. IESC FE UII 2015/2016)
Referensi :
Teks Khotbah Idul Adha 1436 H Halaman SD N Pujokusuman Yogyakarta, Imam dan Khotib : Ustadz Salman Al-Jugjawy.
0 komentar:
Posting Komentar