Sebelum masuk lebih jauh, ada baiknya para
pembaca tau bahwa tulisan ini bersumber dari materi yang diapaparkan oleh Bapak
Dumairy dalam Seminar Nasional di FE UNY. Maka jika ada “benar”nya, asalnya dari beliau, dan jika ada “salah”nya,
murni kekurangan saya dalam memahami materi yang beliau paparkan.
Catatan ini juga bisa dibilang bentuk tanggung jawab moral saya
kepada IESC, karena kedatangan saya atas nama delegasi IESC. Mudah-mudahan catatan ini berguna, paling tidak bagi saya dan teman-teman
seperjuangan di IESC. Salam Ekonom Rabbani..!
Indonesia “katanya”
Gemah Ripah Loh Jinawi.
Ungakapan ini lebih kurang terjemahannya tentram dan
makmur serta sangat subur tanahnya. Mungkin ungkapan diatas merupakan gambaran dari kondisi Indonesia dahulu yang kemudian tertanam dalam benak kita, begitulah kondisi Indonesia, tentram dan makmur.
Bahkan salah satu Grup Band Legendaris Indonesia, Koes Plus, dalam salah satu lirik lagunya menulis “Bukan lautan hanya kolam susu. Kail dan jala cukup menghidupimu. Tiada badai tiada topan kau temui. Ikan dan udang menghampiri dirimu. Orang bilang tanah kita tanah surga. Tongkat kayu dan batu jadi tanaman....”. Dua hal ini semakin menggambarkan bagaimana makmurnya Indonesia dahulu.
Bahkan salah satu Grup Band Legendaris Indonesia, Koes Plus, dalam salah satu lirik lagunya menulis “Bukan lautan hanya kolam susu. Kail dan jala cukup menghidupimu. Tiada badai tiada topan kau temui. Ikan dan udang menghampiri dirimu. Orang bilang tanah kita tanah surga. Tongkat kayu dan batu jadi tanaman....”. Dua hal ini semakin menggambarkan bagaimana makmurnya Indonesia dahulu.
Lalu bagaimana kondisinya sekarang? Apakah sekarang
negeri yang kita diami ini makmur? Rakyatnya sejahtera? Apa sesuai dengan
lirik lagu Koes Plus dan ungkapan Gemah Ripah Loh Jinawi tersebut?
Pertanyaan-pertaanyaan diatas bisa kita jawab salah
satunya dengan memahami Keadaan dan Permasalahan Ekonomi indonesia. Namun, pertanyaan
selanjutnya adalah bagaimana memahami Keadaan dan Permasalahan Ekonomi sebuah
negara/negeri (Indonesia)? Menurut Pak
Dum (sapaan akrab Pak Dumairy) untuk memahami keadaan dan Permasalahan
Ekonomi sebuah negara/negeri yaitu dengan mengenali
indikator-indikator makroekonominya.
Indikator Makroekonomi
Indikator Makroekonomi adalah besaran variabel-variabel agregat perekonomian yang
cakupannya meliputi seluruh wilayah negeri dari sebuah negara.
Diantara Indikator-indikator Makroekonomi yaitu
- Pendapatan per Kapita
- Laju Inflasi
- Pertumbuhan Ekonomi
- Tingkat Pengangguran
- Indeks Gini
- Kemantapan Kurs Mata uang
- Nisbah Pelunasan Utang
- Struktur Perekonomian
- Anggaran Pemerintah (Ind: APBN)
- Cadangan Devisa (forex. reserve)
- Indeks Harga Saham
- Daya Saing
- Indeks Pembangunan Manusia
Pada tulisan ini, kita akan membahas sebagian dari indikator-indikator diatas.
Pendapatan nasional adalah jumlah nilai pendapatan yang dihasilkan
oleh suatu negara dalam setahun.
(PN = PNB - Depresiasi – Pajak-pajak tak langsung)
Produk Nasional Bruto [PNB (Gross National
Product, GNP)] dapat dihitung berdasarkan- Pendekatan nilai produksi
Hasil
penjumlahan dari sejumlah darang dan jasa yang dihasilkan oleh seluruh sektor ekonomi masyarakat dalam satu tahun yang diukur dengan uang. (Drs. Nur Jaka dkk,
2007)
- Pendekatan pendapatan
Hasil
penjumlahan dari seluruh penerimaan yang diterima oleh para pemilik faktor
produksi dalam suatu negara selama satu tahun. (Drs. Nur Jaka dkk, 2007)
- Pendekatan pengeluaran
Penjumlahan
dari seluruh pengeluaran yang dilakukan
oleh seluruh Rumah Tangga Ekonomi dalam
suatu negara selama satu tahun. (Drs. Nur Jaka dkk, 2007)
Dengan angka atau data Pendapatan Nasional dapat diketahui:
Ø Tingkat kemakmuran penduduk suatu negara
(dengan
menghitung Pendapatan per Kapita)
Ø Perkembangan tingkat kemakmuran
(berdasarkan
data runtut waktu)
Ø Perbandingan dengan negara lain
(jika
disandingkan dengan data serupa dari negara-negara lain)
Beberapa konsep Pendapatan Nasional
Produk Domestik Bruto (PDB)
adalah nilai pasar semua barang dan jasa yang diproduksi oleh suatu negara pada
periode tertentu
PDB Indonesia, 2009 - 2012 (Rp miliar)
Berdasarkan harga yang berlaku (PDB nominal)
2009 2010 2011 2012
5.606.203,40
6.446.851,90 7.422.781,20 8.241.864,30
Berdasarkan Harga Konstan tahun 2000 (PDB riil)
2009 2010 2011 2012
2.178.850,40 2.314.458,80 2.464.676,50 2.618.139,20
Pendapatan per kapita adalah
besarnya pendapatan rata-rata penduduk di suatu negara.Pendapatan per kapita
didapatkan dari hasil pembagian pendapatan nasional suatu negara dengan
jumlah penduduk negara tersebut.
Pendapatan per kapita, 2010—2012
Berdasarkan harga yang berlaku (nilai nominal)
2010 2011 2012
PDB/Kpt
26,786,768.35 30,424,351.68 33,338,986.87
PNB/Kpt
26,034,839.86 29,556,683.81 32,371,459.18
PN/Kapita
23,759,818.77 27,298,811.57 30,516,670.73
Berdasarkan harga konstan tahun 2000 (nilai
riil)
2010 2011 2012
PDB/Kpt
9,616,611.75 10,102,168.25 10,590,578.20
PNB/Kpt
9,230,228.55 9,706,805.16 10,183,417.30
PN/Kapita 8,412,617.54
9,025,532.92 9,490,533.09
(Data bisa di unduh di bps.go.id)
2. Laju
Inflasi
Laju inflasi adalah perkembangan tingkat harga-harga umum dari waktu ke waktu. Sebagai indikator makroekonomi LI berguna untuk:
Ø Gairah bisnis atau geliat perekonomian
(apabila kadarnya lunak atau ringan, yakni tidak mencapai 10% per tahun)
Ø Ancaman kesuraman kehidupan ekonomi di masa
datang (apabila lajunya meningkat dan selalu meningkat dari waktu ke waktu)
Laju Inflasi (dalam persen)
2009 2010 2011
2012 2013
2,78
6,96 3,79
4,30 7,94
Rincian Inflasi menurut Kelompok Komoditas 2009—2012 (dalam persen)
2009
2010 2011 2012 2013
Bhn Mknn 3,88
15,64 3,64 5,68 15,01
Perumhn, ALG, BB 1,83 4,08
3,47 3,35
4,13
Sandang 6,00
6,51 7,57 4,67
-1,99
Kesehatan 3,89
2,19 4,26 2,91 2,57
Transportasi -3,67 2,69 1,92 2,20 15,00
Umum 2,78
6,96 3,79 4,30 7,94
3. Pertumbuhan
Ekonomi
Pertumbuhan
Ekonomi adalah kenaikan pendapatan per kapita nyata.
PpKrt - PpKrt -1
PE t = x 100%
PpKrt -1
Pertumbuhan Ekonomi menyiratkan
peningkatan nyata kemakmuran masyarakat
(penduduk atau rakyat sebuah negara). Bagi pebisnis, PE yang positif berarti kenaikan daya beli masyarakat; hal itu akan memacu gairah bisnis mereka.Sedangkan bagi Pemerintah, PE yang positif berarti kenaikan potensi penerimaan pajak (sumber utama penerimaan Pemerintah).
Pertumbuhan Ekonomi (HK tahun 2000, persen)
2009
2010 2011 2012
PDB riil 4,63
6,22 6,49 6,23
PN riil/Kpt 1,95 6,27 7,29 5,15
Pertumbuhan Ekonomi (HK tahun 2000, persen)
2009
2010 2011 2012
PDB riil 4,63 6,22 6,49 6,23
PN riil/Kpt 1,95 6,27 7,29 5,15
4. Tingkat
Pengangguran
Tingkat pengangguran adalah persentase angkatan kerja yang tidak
bekerja terhadap jumlah seluruh angkatan kerja.
Tingkat pengangguran dapat menyiratkan kadar
ketenteraman perekonomian, jika angkanya relatif rendah atau kecil.Tingkat pengangguran yang tinggi atau besar berpotensi mengusik
perekonomian, Kriminalitas, Keresahan sosial dan letupan sosial.
Jumlah Penganggur (orang)
Febr
2012 Febr 2013
Tidak Bersekolah 123 213 109 865
Tidak Tamat SD 590 719 513 534
Lulusan SD 1
415 111 1 421 653
Lulusan SLTP 1
716 450 1 822 395
Lulusan SLTA umum 1
983 591 1 841 545
Lulusan SLTA kejuruan 990 325 847
052
D-I-II-II/Akademi 252 877 192 762
Sarjana 541 955 421 717
Jumlah 7 614 241 7 170 523
5. Rasio
Gini (Gini Ratio)
Angka yang menggambarkan ketimpangan (kemerataan) distribusi
pendapatan nasional di kalangan penduduk sebuah negara, 0 < RG < 1. Semakin kecil RG (kian mendekati nol) semakin baik, karena hal itu
menyiratkan distribusi pendapatan nasional yang semakin merata (semakin tidak
timpang).
Nah bagaimana tigkat ketimpangan di Indonesia ?
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), angka gini rasio pada
tahun 2011 mencapai 0,41. Angka ini dinilai sangat tinggi dan mencerminkan
ketimpangan pendapatan yang sangat besar. Sebab, pada 2010 gini rasio Indonesia
hanya 0,38. Sedangkan pada tahun 2009, angka gini rasio di level 0,357. Tahun
2002, gini rasio masih 0,32.
Diatas adalah sebagian indikator-indikator makro ekonomi indonesia.
Data-data diatas bisa diakses di bps.go.id melalui data-data yang disajikan
diatas silahkan menilai sendiri seperti apakah kondisi perekonomian Indonesia. Lalu, pemikiran seperti apa yang mucul dari diri kita, pesimiskah? Atau
malah merasa tertantang untuk memperbaiki ini semua?
0 komentar:
Posting Komentar