Pada dasarnya manusia, baik individu
maupun kelompok, memiliki peran penting dalam perekonomian. Begitu pula dalam
berbisnis, berbisnis merupakan salah satu bentuk untuk meningkatkan
perekonomian dan memang berbisnis merupakan dasar dari perekonomian itu
sendiri. Menurut Hughes dan Kapoor bisnis adalah suatu kegiatan individu yang
terorganisis untuk menghasilkan dan menjual barang dan jasa guna mendapatkan
keuntungan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat.
Suatu Negara bisa dikatakan maju
bila kuantitas dan kualitas dalam berbisnya juga bagus, adalah
negara China
yang diramalkan menjadi poros dunia itu sendiri tidak terlepas dari kuantitas dan kualitas
bisnis yang sangat bagus, bayangkan banyak
sekali warga negara China bertebaran untuk
berbisnis sampai hampir
disetiap negara
ada pecinan/china town yang memang
dijadikan sebagai
tempat berbisnis. Sedangakan di
Indonesia jumlah pebisnis masih sangat sedikit hanya sekitar 1,26% padahal untuk
menjadi negara berkembang Indonesia
butuh sekitar 2%, oleh karena itu Indonesia masih butuh minimal 0,74% untuk
menjadi negara berkembang.
Perlu kita ketahui bersama kegiatan
berbisnis juga dilakukan oleh para nabi-nabi terdahulu, seperti nabi Daud
adalah seorang ahli pertenunan ( kain atau baju besi ), nabi Adam seorang
petani, nabi Idris seorang tukang jahit begitupula dengan Rasullulah sebagai
pebisnis yang ulung pada zamannya. Jadi seharusnya bagi umat islam kegiatan
berbisnis merupakan salah satu tonggak utama dalam mencari nafkah karena dalam
berbisnis sembilan
dari sepuluh pintu rezeki dibuka untuk para pebisnis, jadi alangkah
luarbiasanya kegiatan berbisnis.
Sebagai
umat islam sudah sangat dianjurkan sekali untuk berbisnis,
nilai-nilai islam lah yang menjadi batasan-batasan dalam berbisnis itu sendiri.
Salah satu nilai tersebut bisa dilihat dari ketauhidan
dan ketauhidan
merupakan aspek yang sangat mendasar dalam
keberagamaan, dasar ini yang kemudian menjadi aspek penting dalam
kehidupan.
Tauhid adalah meyakini bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah Esa, tidak ada
sekutu bagi-Nya dalam rububiyah (ketuhanan), uluhiyah (ibadah), Asma`
dan Sifat-Nya. Dalam Asma dan sifat-Nya khususnya Allah memiliki sifat dan nama yang
hanya dimiliki Allah semata, meskipun secara bahasa ada kesamaan dengan sifat
yang dimiliki manusia atau secara umum makhluk yang di ciptakanNya. Sifat-sifat
yang dimiliki manusia sangat terbatas sedangkan sifat yang dimiliki Allah tidak terbatas.
Ini
adalah dalil dimana Allah memiliki asma’
yang disebutkan dalam Al-Qur’an
“Allah
tidak terbatas. Hanya milik Allah asmaa-ul husna, maka bermohonlah kepada-Nya
dengan menyebut asmaa-ul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang
menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya. Nanti mereka akan
mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan” (QS. al-A’raf/7 : 180).
Salah satu sifat Allah adalah yang
Maha Mengetahui ( Al-alimun ), bila
satu sifat ini saja yang kita
yakini benar-benar maka dalam urusan kegatan berbisnis akan berjalan dengan benar. Sebagaimana sikap ini sudah dikisahkan oleh orang-orang
terdahulu seperti ketika seorang bernama Abdullah bin Umar, Abdurahman dan
seorang pengembala kambing bertemu. Ketika Abdullah bin Umar dan Abdurahman
sedang melakukan perjalanan panjang dan terjebak dalam panasnya gurun pasir,
mereka berduapun bertemu dengan seorang pengembala kambing, setelah
mengeluhkesahkan keadaan Abdullah bin Umar dan Abdurahman lantas langsung
pengembala memeras susu kambingnya dan menyuguhi tamunya tersebut. Ketika
hidangan susu sudah di habiskan karena panas yang menyengat, mereka berduapun
membujuk untuk membeli kambing pengembala tersebut, namun sang pengembala
menolak karena hanya mengembalakannya dan kambing tersebut bukan milik pengembala
yang sesungguhnya, setelah beberapa lama menghasut pengembala hingga akhirnya
pengembala tersebut geram dan mengucapkan “ Lantas
dimana Allah?!” lalu kedua pengembara itu terpaku, hatinya merasakan
sesuatu yang sejuk dan tampa sadar mereka berduapun menangis merasa malu karena
mencoba menghasut pengembala tersebut.
Dari
cerita diatas terlihat bahwasannya ketauhidan sangat berpengaruh sekali dalam
segala aspek kehidupan, bila semua mengimpletasikan kaidah-kaidah ketauhidan
dalam kehidupan sehari-hari maka pada dasarnya tidak ada masalah dalam semua
aspek kehidupan baik sosial, politik, ekonomi ataupun sains tekhnologi.