Jumat, 15 November 2013

Students Indonesian Moslems’ Frequency Of Reciting The Holy Qur'an : A Research


A Research conducted by:
Ahmad Dhiyaullatief Bachtiar
(KemenLu) 


Abstract
The aims of this research are to collect the data and make comparison of the frequency of reciting holy Qur’an among Indonesian Muslims student, and to analyze the causes of lacking the reciting of holy Qur’an among Indonesian Muslims student. The survey to the students in elementary school, junior high school, and senior high school towards the frequency of reciting Holy Qur’an was conducted by distributing quetionnaires. The results indicate that most of them were already taught how to recite holy qur’an. The research conclude that they are still having willingness to recite holy qur’an but the problem is that they are not too istiqomah on conducting it. It is recommended that parents also have to plant the willingness in their childern’s heart to keep being istiqomah on reciting holy qur’an and always introduce about Islamic thought, especially about reciting Holy Qur’an.




Chapter 1: Introduction
1.1.                     Introduction
            Holy Qur’an literally meaning “ the recitation “ is the central religious text of Islam, which Muslims believe that Qur’an is the words of Allah, the guidance, and the basis for Islam religion. It contains many things included laws, best inspiring stories from people in the old times, and obligation for Muslims in the end of era. Nowadays, many Muslims are losing the values of holy Qur’an as guidance of Islam. In reality, many of elementary students in Indonesia still have willing to recite the holy Qur’an, but for the student of junior and senior high school, they are lacking of willing to recite the holy Qur’an.  But some of them are diligent to reciting holy Quran. This change is because of many reasons and many causees. Many students in Indonesia started to recite holy Quran, someone feel easy and hard such as ordered, self awareness. Based on this statement, this research is to explore how often, the frequency of reciting Holy Quran from elementary students until senior high school students in Indonesia, because life starts from those educations. Researcher reason is to collect certain data needed about implementation of frequency of reciting holy Quran of students in various education levels. Explore the frequency of reciting holy Quran differences between various levels of education. And to determine many differences frequency of reciting Holy Quran in various levels of education.
1.2.         Problem Formulation
ü  How often Moslem students in Indonesia in various education levels are reciting Holy Quran?
ü  Why are many students in various education levels often and rare reciting Holy Quran?

Perbandingan Lembaga Pengelola Zakat Di Indonesia Dan Malaysia



Oleh : Rizki Abdillah (PPWI)

A. Pengelolaan Zakat di Indonesia
             Berdasarkan UU. RI. No. 23 Tahun 2011 pasal 1 ayat 1 menyebutkan bahwa pengelolaan zakat adalah kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan pengoordinasian dalam pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat.
            Untuk melaksanakan pengelolaan zakat, pemerintah Indonesia membentuk Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS). BAZNAS ini berkedudukan di ibu kota negara. BAZNAS ini merupakan lembaga pemerintah nonstruktural yang bersifat mandiri dan bertanggung jawab kepada Presiden melalui Menteri.
            BAZNAS mempunyai fungsi sebagai berikut :
a. Perencanaan pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat.
b. Pelaksanaan pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat.
c. Pengendalian pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat
d. Pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan pengelolaan zakat.

Kamis, 14 November 2013

Kedaulatan dan (Mental) Kita

Masih segar di ingatan, ketika Presiden ketiga kita, Bapak BJ. Habibie, berpidato di depan beberapa anggota DPR dan MPR. Dalam pidatonnya beliau menyampaikan betapa pentingnya kedaulatan teknologi dimiliki oleh Bangsa Indonesia yaitu dengan kemandirian produksi teknologi yang dibutuhkan negara. Saat itu nampak anggukan-anggukan dari peserta tanda kesepahaman. Bahkan beberapa pejabat, di depan wartawan, mengungkapkan bahwa mereka sangat setuju dengan isi pidato yang Pak Habibie sampaikan.

Beberapa tahun setelah pidato yang beliau sampaikan itu, indonesia memang maju. Pertumbuhan ekonomi merangkak naik dan dengan bangga pemerintah mengatakan Indonesia masuk 20 besar negara maju di dunia.  

Memang benar, pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2012 bisa mencapai 6,23% (YoY) dan merupakan salah satu yang tertinggi di Asia setelah China yang tumbuh sebesar 7,8% (YoY). Namun pertanyaannya, dengan pertumbuhan ekonomi seperti itu sudah kah Indonesia berdaulat minimal secara ekonomi? Kedaulatan merupakan suatu hak eksklusif untuk menguasai suatu wilayah pemerintahan, masyarakat, atau atas diri sendiri. Dalam hal kedaulatan ekonomi, sudahkah indonesia berdaulat?

Tidak terbantahkan Indonesia merupakan negara berdaulat, tetapi jangan-jangan hanya berdaulat secara “politik”. Kedaulatan dalam hal ekonomi dan pasar, ditengah merangkak naiknnya pertumbuhan ekonomi Indonesia, sepertinya perlu dipertanyakan karena perekonomian cenderung didominasi asing. Seperti tertulis dalam tajuk rencana tempo, jumat 8 November, Indonesia memiliki kedaulatan mata uang, tetapi di bidang perbankan, sebesar 50.6% aset perbankan nasional dimiliki oleh asing.
Ilutrasi

Di bidang telekomunikasi, asing menguasai sebesar 35-60% aset nasional. Dengan dominasi seperti itu, pantas saja terjadi penyadapan alat telekomunikasi oleh negara lain. Bagaimana pemerintah bisa menjaga kedaulatan komunikasi, jika telekomunikasi ikut dikendalikan asing? Dalam bidang wisata alam kepemilikan asing juga diperluas dari 49% menjadi 70%, sementara dibidang farmasi dari 75% menjadi 85%. 

Wah... dengan kekuatan asing yang begitu dominan, dikhawatirkan daya tawar Indonesia semakin melemah. Apalagi program untuk kemandirian ekonomi bangsa, terkesan setengah-setengah. Indonesia menjadi pasar yang sangat menggiurkan bagi produk asing. Berbagai jenis buah-buahan yang bisa ditanam dan dikembangkan di negara sendiri malah harus impor. Garam, bawang, dan beras yang menjadi barang pokok pun begitu deras masuk kepasar Indonesia. Sudah didalam negeri dikuasai asing, masih harus diserbu pula oleh produk-produk asing.

Ah sudahlah
Ternyata diam-diam, disana, ada yang tersenyum “bahagia” dengan keadaan Indonesia yang seperti ini, malah ada yang mempersilahkan Indonesia untuk di “jajah” lagi dengan cara “menjilat” tuan-tuan dari negeri asing.

"Yang terpenting pastikan itu bukan (mental)  kita."


ketika matahari mulai beranjak kebarat..
Senin, 11 November 2013, perpustakaan pojok gang kenari, 113.
#Fikri Farhan
 


 
 


 


Rabu, 13 November 2013

WOLES ; Wawasan Organisasi dan Diklat Ekonomi Syariah

Seminggu yang lalu, tepatnya pada tanggal 2-3 November, IESC FE UII mengadakan Diklat Ekonomi Syariah atau biasa disingkat dengan DES (di beberapa KSEI lain namanya berbeda).

Konsep DES periode sekarang berbeda dengan konsep DES periode lalu. Untuk periode sekarang, DES juga dibarengi dengan penambahan wawasan tentang organisasi. Maka jadilah tahun ini DES bernama WOLES.


Kegiatan WOLES terbagi menjadi di dua tempat, yang pertama di FE UII dan yang kedua di Pantai Baru, Bantul. Kegiatan Hari pertama di FE adalah pengenalan tentang Ekonomi Islam yang diisi oleh Bapak Hery Sudarsono dan Bapak Bektie Hendrianto dari P3EI. Peserta yang kebanyakan merupakan anggota baru IESC terlihat cukup antusias dengan materi yang disampaikan.


Setelah materi dari Pak Hery dan Pak Bekti, kegiatan dilanjutkan di Pantai Baru. Di pantai, kegiatan pertama diisi dengan materi dari Mas Budi selaku perwakilan dari alumni dan teman-teman dari FoSSEI Jogjakarta. Secara keseluruhan Kegiatan di pantai lebih ke pengeratan ukhuwah dari setiap anggota IESC.



Salah satu hal baru pada periode sekarang yang juga diterapkan saat WOLES yaitu FGD. FGD perdana kali ini membahas tentang materi yang diberikan oleh Kedua Pemateri. Dari hasil evaluasi FGD nampaknya metode pembelajaran melalui FGD ini efektif untuk diterapkan di IESC.


Semoga apa yang sudah dilakukan di WOLES menjadi salah satu faktor untuk majunya IESC di FE UII dan membuminya Ekonomi Islam.

#Kemenlu IESC